Cari Blog Ini

Selasa, 17 Februari 2009

RAJAH KALACAKRA

Rajah Kalacakra

Apakah rajah ini satu jimat? Ya, misalnya bagi Batara Wisnu.
Rajah adalah sastra atau ilmu. Kalacakra adalah kehidupan dunia. Rajah ini tertulis di dada Betara Kala. Siapa Betara Kala? Dia adalah seorang raksasa yang suka makan bayi atau orang, khususnya bayi yang kena sukerta.
Rajah di dada Betara Kala ini berubah menjadikan dirinya beringas karena ia tak dapat membaca sendiri rajahnya di bagian dada. Maka ketika rajah Kalacakra dibacakan oleh Batara Wisnu yang turun ke arcapada, rajah ini berbalik arah, menerang si empunya rajah.
Sang Wisnu menyamar menjadi dalang Kandabuwana untuk menghentikan kemurkaan Betara Kala yang suka makan bayi. Rajah ini merupakan doa dan pujian caraka balik yang mengandung makna menolak segala bahaya. Conto caraka balik sbb:

- Yamaraja _ Jaramaya – heh pangrencana-maria luwih –
wahai kalian yang akan mengganggu, baliklah
- Yamarani – Niramaya – Heh kang nekani – ilanga kaluwihanmu
Wahai kalian yang sakti, hilanglah kesaktinmu.
- Yamadosa – Sadomaya – Heh kang pra daksiya – yogya asiha
Wahai kalian penyebab kemiskinan – berilah kita cukup rejeki
- Yamidora – Radomiya - Heh kang bakal cidra – kogel welasa
Wahai yang suka berbuat curang – berbuat jujurlah
- Yasilapa – Palasiya - Heh kang aweh luwe – hamaregana
Wahai kalian penebab kelaparan – berilah kecukupan
- Yasiyasa – Sayasiya - Heh kang nyikara – maria nangsaya
Wahai penyebab sengsara – berilah ketentraman
- Yadayuda – Dayudaya - Heh kang amerangi – laruta kuwatira
Wahai kalian yang jahat – tawarlah kekuatanmu
- Yasihama – Mahasiya - heh kang dadi ama – yogya asiha
Wahai kalian yang menjadi perusak – kasihanilh kita semua.

Untuk apa rajah Kalacakra ini? Rajah ini bukan hanya sebagai jimat penangkal ketika diadakan ruwatan, tetapi bagi yang percaya, rajah ini bisa pula dibawa kemana-mana sebagai pegangan rasa percaya diri. Rajah ini diantara dipercaya bisa untuk:
- menghilangkan sukerta. Setelah diruwat, dengan membaca rajah ini berulang-ulang, dalam diri sukerta terus terjadi pembersihan dari berbagai sukerta
- rajah ini ditulis dan ditempel di tempat terhormat, bukan sebagai imat, tetapi untuk membantu menghafal bagi siapa saja.
- Dibaca pada waktu pacara selamatan untuk mengerjakan pekerjaan baru seperti membangun rumah atau jembatan dll.

SESAJI PANGGIH

PANGGIH

Disini hanya akan diungkap sesajinya saja.
1. pasangan waluku atau alat megawe.
Disiapkan di titik temu untuk dilangkahi. Makna acara ini sebagai lambang bagai keduanya memang berjodoh dengan dasar yang imbang kekuatan derajad, martabat dan cintanya.
2 Gantal sepasang
Dibawa masing-masing pengantin puteri dan putera, sebagai lambang cinta
3. Kembang setaman dalam bokor
Melambangkan sari-sari kedua pengantin menjadi sejiwa.
Kembang setaman ini untuk acara:
o Pupukan, membasahi dahi kedua pengantin
o Membersihkan kai pengantin putera oleh pengantin puteri
Wiji adil wiji dadi, berupa telur ayam kampung pilihan
Telurnya nanti diinjak pengantin putera sebagai lambang pecahkan status perjaka.
Sindur, nantinya ditaruh di pundah kedua mempelai oleh ibu pengantin puteri diiringi ayah sebagai lambang cinta kasih orang tua yang tak pernah putus.
Kembar mayang, lambang pengayoman

SESAJI KEMBAR MAYANG

KEMBAR MAYANG.

Kembar Mayang adalah sepasang rangkaian hiasan dari beberapa dan, buah dan bunga. Kembanr Mayang dipercaya sebagai bagian dari sebuah ritual, sebuah sarana pada temu pengantin Jawa. Maknanya sebagai perlambang terbentuknya keluarga baru. Bunga mayangnya merupakan bunga pinang yang sedang mekar, berurai indah dan berbau wangi. Sebenarnya kembang ini meniru penyelenggaraan kemeriahan, kesakralan, keagungan dan keindahan acara perkawinan para bangsawan atau penobatan raja. Karena dianggap baik dan penh makna, maka budaya ini kemudian menjadi keharusan yang bersifat sakral.

Mengapa menjadi keharusan? Ini bermula dari legenda lakon Partakrama. Dewi Supraba bersedia dipersunting Dananjaya dengan syarat lengkap sebagai ‘bebana’. Sang Dewi minta ‘kembarmayang khayangan’ berupa ‘Klepu Jayadaru Dewadaru’. Klepu adalah kayu kalpataru. Pohon kalpataru dianggap sebagai pohon kehidupan yang berpengaruh baik terhadap lingkungan. Maka pohon ini sangat didambakan oleh Dewi Supraba. Untungnya ada para Pandawa yang sanggup meminjam kembarmayang ini dari khayangan.

Kembarmayang ditampilkan untuk berbagai tujuan. Misalnya
- untuk acara temu pengantin
- sebagai penangkal bahaya
- penghormatan pelantikan pejabat
- pengargaan kepada seseorang yang telah bertindak sebagai pahlawan. dsb

Kembar mayang yang dipakai untuk temu pengantin berperan sebagai
pasren, yakni perhiasan yang ditarh di kiri kanan dekat kursi pengantin
wewarah, yakni petunjuk, nasehat mengarungi hidup baru

Sesaji Kembar Mayang

Bahan-baan untuk embuat kembar mayang adalah sbb:
1. batang pisang perlambang tahan hidup, lurus, kuat, mudah menyesaikan diri walau iklim selalu berubah, dahannya selalu berair dingin menandakan tenteram.
2. mayang, bunga pinang. perlambang indah dan semerbak wangi
3. janur kuning, warna keemasan menandakan kemegahan, bahagia
4. daun andong, ijau panjang menjuntai, penuh penghormatan
5. daun girang, ceria gembira
6. daun beringin, kokoh, mengayomi, memasyarakat, memberi keseukan
7. cengkir gading, suci, penuh harapan dan teguh hati
8. nanas, indah, nyaman, menawan, segar
9. melati, putih bersih dan wangi, kasih suci hingga sanubari
10. kembang kanthil, selalu ingin dekat, damai, aman dan bahagia
11. padi dan kapas, kemakmran sandang pangan
12. tebu wulung, teguh lurus, segar, manis.
13. beberapa daun lain sebagai lambang keselamatan dan kemuliaan.

Syarat pembuatan dan kegunaan kembar mayang

Karena hiasan ini bersifat sakral, maka pembuatannya pun harus memenuhi aturan dan meletakkannya pada tempat terhormat. Adapun aturan dan guna kembar mayang sbb:
1. Awal Kembang mayang
- harus memakai bahan pilihan terbaik
- harus dikerjakan dalam waktu tak ada keperluan lain
- sekali membuat harus bisa jadi dan selesai, tidak boleh ditunda atau dilanjutkan jam atau hari lain.
- dikerjakan di ruang yang bersih dan terhormat
- pekerjaan ini diawali dengan doa dan diakhiri dengan doa syukur.

2. Acara ngupadi. Acara ini adalah cara untuk memperoleh bahan-haban kembar mayang. Secara adat, ada tiga pemeran pencari kembar mayang. Mereka adalah:
o orang tua pengantin, maknanya memberi bekal hidup
o wakil pangupadi yaitu ‘penjaga’ kembar mayang, maknanya sebagai nasehat bahwa sarana ini hanya ‘meminjam’ yang didapat dari perjuangan berat, maka pengantin harus menebusnya dengan selalu berjuang bagi kehidupan rumah tangganya.
o bidadari-bidadari pengawal kembar mayang, maknanya awal dari kemegahan ini jangan sampai hanya hari itu, tetapi keluarga baru ini harus selalu berjuang agar masa depan mempunyai kehidupan segemerlap ini.
3. Kembar mayang diletakkan tepat pada malam midodareni di depan kiri kanan kursi pengantin (patnen/krobongan/pelaminan), diiringi gending khusus Ilir-ilir.
4. Kembar mayang sebagai pendamping temu dalam upacara panggih. Ada beberapa cara:
o dibiarkan tetap di depan pelaminan
o dibawa masing-masing untuk pendamping pengantin puteri dan putera
o masing-masing kembar masing lalu dipertukarkan
o kembar mayang diangkat untuk mendampingi kedatangan pengantin pria.
5. Pengembalian kembar mayang kepada pemiliknya. Maksudnya, kembar mayang ini maknanya hanya merupakan pinjaman, maka harus dikembalikan kepada pemiliknya, yakni Pencipta Alam. Caranya:
o kembar mayang ditaruh di perempatan jalan
o dilabuh di sungai

Karena jaman sudah berubah, kala dibuang di perempatan akan mengotori kota, kalau dibuang di sungai menyebabkan banjir, maka jalan terbaik adalah dibuang ke laut. Jika kejauhan, taruh di hutan….
Ehhh, gini aja, caranya ambil beberapa kembar mayang sebagai wakilnya dan sebarkan di perempatan ata dilabuh di sungai. Yang lain taruh dengan hati-hati di tempat yang aman dan tidak mengotori lingkungan..

SESAJI MIDODARENI

Midodareni

Ini adalah acara malam menjelang dilangsungkannya upacara ijab dan panggih pengantin. Hanya keluarga pengantin puteri yang mengadakan, sedangkan pengantia pria dan keluarganya hadir untuk memperkenalkan diri. Upacara ini bersifat sacral. Pengantinnya sdah melalui pacara siraman siang hari tadi, sehingga pengantinnya dianggap sudah bersih, rapi, suci dan raga lahir bathinnya sudah siap. Dengan malam midodareni diharapkan pengantinnya nanti akan secantik bidadari.

Prosesi pacara midodareni meliputi urutan sbb:
1. Jonggolan – pengenalan diri pengantin pria kepada keluarga pengantin wanita
2. Midodareni – memohon berkah Allah swt akan hadirnya bidadari
3. Berkenalan – setiap anggota keluarga pengantin pria dan pengantin wanita diperkenalkan satu persatu.
4. selamatan tengah malam yang disebut selamatan majemukan

Perbedaan acara midodareni antara jaman sekarang dengan jaman dulu.

- Jaman sekarang ada acara perkenalan antar keluarga yang disampaikan dengan cara ang akrab dan familier, riuh dan meriah.
- Jaman dulu tidak ada acara perkenalan, bahkan acara ini dianggap sacral akan datangna bidadari sehingga setiap tamu lebih banyak diam, berbicarpun pelan ata berbisik.
- Jaman sekarang sajian menu cukup mewah, jaman dulu sajiannya sederhana, hana berupa keleman seperti :jadah, wajik, mendut, emping, rengginan, kripik, caranggesing, kacang dan nasi gudangan.
- Calon pengantin puteri sudah didandani baju pengantin dan dirias kerik, dduk di krobongan ata kursi pengantin.

Sesaji Midodareni

Sesaji midodareni hanya ada satu, yakni kembar mayang. Tentang sesaji kembang mayang, lihat judul Sesaji kembar mayang.

Senin, 16 Februari 2009

SESAJI: Tentang Sesaji

SESAJI: Tentang Sesaji

RASULAN

Rasulan

Upacara Rasulan adalah slametan mengormati Rasullulah junjungan umat manusia pada awal pesta mantu perkawinan. Rasulan diadakan setela upacara pasang tarub.

Adapun perangkat adalah sbb:

nasi liwet
lauk ingkung, kedelai hitam dan rambak
sambal goreng hati atau mentahan lombok merah, bawang merah, timun dan garam
pisang raja sepasang
kinang dan kembang talon

SESAJI TUWUHAN DAN BLEKETEPE

SESAJI TUWUHAN

Ini adalah pajangan orang mantu berupa padan batang, buah dan daun-daun tertentu yang dipasang di kiri kanan pintu depan utama rumah orang yang mantu. Pemasanga Tuwuhan bersamaan ata sdah terpasang ketika upacara pasang tarub dan bleketepe. Sesaji dan sajen bersama-sama dengan sesaji pasang tarub.

Wujud Tuwuhan berupa gapura yang melengkung, ada jumbai-jumbai janur kuning, yang disangga dua batang bamboo wulung di kanan kiri dihiasi pajangan batang dan daun-daun seperti:
- daun pisang, daun klwi, dun opo-opo, daun ringin, daun kara, daun maja, daun andong, daun girang dan daun dhadhapserep.
- Tebu wulung, cengkir gading, padi dan kapas, alang-alang

Makna Tuwuhan dengan bermacam-macam jenis hiasan tadi adalah sbb:
- bambu wulung: bentuknya lurus berwarna ungu dan kuat pangkalnya, perlambang keabadian cinta yang direstui Alla swt.
- Janur kuning, berada paling tinggi dari bagian pohon kelapa, sifatna lentur lurus berwarna kuning cerah keemasan, perlambang arapan calon pengantin selalu ingat Allah swt. Ia juga bisa bersikap luwes, lentur, tekad kuat, bahagia, bertaqwa dan banak rejekinya.
- Batang dan buah pisang: pilih pisang raja unggul, berbentuk indah, enak, matang suluh tepat waktu manton, jumlah sisirnya genap, dua pisang harus sebentuk sama panjang dan seimbang. Perlambang pengantin selalu mendapat jalan terang kearah kebahagiaan.
- Tebu wulung: batangnya lurus, airnya manis, tumbuhnya berumpun, jarang kena penyakit. Perlambang rukun dan damai, tenteram
- Cengkir Gadhing, bentuknya bulat, berwarna kuning emas perlambang selalu berlandaaaasskan Allah swt.
- Daun Kluwih (lebih), berdaun lebar, perlambang menerima semua nasib, semua bernah dan karunia dari Allah swt dan karnia Nya bisa melebihi kebutuhan.
- Daun Andong, dau lurus panjang dan selalu segar, perlambang dihargai, dilindngi, disayangi dan dituruti
- Daun Girang, daun halus yang tidak berbulu, berwarna cerah perlambang selalu jjr dan bersih, bersikap halus, tepo seliro untk keserasian sesama
- Dan Opo-opo, tumbuhan kecil berguna sebagai penolak bala, perlambang semua rencana berjalan lancar tanpa gangguan
- Daun Kara, tumbhan kecil merambat dari bawah hingga atas, perlambang mensyukuri nikmat Allah swt ketika di atas dan di bawah.
- Daun Maja, warnanya hijau perlambang tegar menghadapi tantangan hidup
- Daun Dhadhapserep, batang berduri dengan daun lunak perlambang selamat dan terhindar dari segala bencana, ketaktan, kecurigaan, kesalahan, dihina, difitnah, dibenci atau kesialan lainnya.
- Alang-alang, tumbuhan kecil tahan banting pada cuaca, panas, hujan dan angin perlambang tahan banting mengatasi kesulitan hidup.
- Ringin: pohon yang kokoh, berdahan dan daun rindang, punya sulur panjang menjurai perlambang bisa mengaomi kelarga dan sanak kadang.
- Padi, melambangkan makmur tak kurang pangan
- Kapas melambangkan tak kurang sandang

Bleketepe

Bleketepe sama dengan tarup. Bentuknya berupa anyaman daun kelapa blarak, dibat seperti tirai yang dipergunakan sebagai kelengkapan apcara, krusnya ketika Pasang Tarup. Sesaji sudah mengikuti sesaji pasng tarub.

Keberadaan bleketepe sebenarnya berasal dari Nyai Ageng Tarub I. Ketika akan menikahkan anaknya Joko Tarub dnegan bidadari Dewi Nawangwulan, rumahnya kecil. Maka dibuatlah bleketepe yang disangga tiang-tiang bambu untuk menyambut banyaknya tamu yang datang pada perkawinan Joko Tarub dan Dewi Nawangwulan.

SESAJI UNGGAH-UNGGAHAN

Sesaji Unggah-unggahan

Ini adalah sesaji perlambang bekal lahir bathin bagi perjamuan orang mantu. Bekal lair batin ini dilambang dalam sesaji yang disebut Unggah-unggahan. Artinya ‘ada bekal yang dinaikkan’ di atas balai-balai rumah yang dilakukan oleh dukun Gedhong sebagai wakil atau yang punya gawe. Upacara ini sebagai cara memohonkan izin dan rahmat kepada Allah swt untuk keperluan mantu.

Sesaji Unggah-unggahan sbb

Bahan mentah setampah berisi:
- beras, beras ketan, gula, the dan kopi
- krupuk, makanan ringan kripik dll
- sayr-sayran seperti kentang dan wortel
- telur kampong
- bumbu pawon brambang bawang, kemiri dan kluwak

Bahan matang berisi:
- jadah, jenang wajik, keleman, sego golong, dan berbagai lauk pauk
- berbagai bahan minuman the kopi dan susu
Sajen sesaji berpa:
- Gedhang raja ayu
- Suruh ayu dan kinang lengkap
- Daun-daun lengkap seperti di tuwuhan
- Juplak pelita (dari minyak kelapa)
- Kembang setaman
- Payung
- Padupan

SESAJI PASANG TARUP

Sesaji Pasang Tarub

Acara Taruban disebut Pasang Tarup. Acara ini diadakan sebagai atap tambahan untuk peneduh tamu saat manton (menantu). Makna pasang tarub adalah sbb:
Tarup dibuat dari anyaman daun kelapa (blarak), daun enau atau daun tebu. Dibuat dari daun karena sifatnya hanya untuk sementara saja.
Tarup sebagai pertanda adanya suatu hajatan seingga mohon restu kepada:
- Ke atas kepada Allah
- Ke samping kepada kelarga, handai taulan dan tetangga
- Lengkapi dengan bleketepe dan tuwuhan.
Tempat pasang tarub : atap depan rumah, karena tamu akan datang lewat depan rumah.

Sesaji Pasang Tarub:
Rasulan Jangkep
Nasi rasulan jangkep
Nasi sayuran (gudangan)
Nasi golong jangkep
Tumpeng robyong
Jajan pasar
Pisang sanggan
Kembang setaman
Kolak ketan apem

Sesaji Sajen Pasang Tarup:
Pecok mentah berupa: biji kacang-kacangan, jagung, kluwak, kemiri berkulit, telur kampung, gantal, bawang merah, bawang putih, lombok, gula kelapa, garam, empon-empon, rajangan daging sapi/kerbau, isi kelapa dan uang logam. Taruh dalam takir besar atau setampah dan tata dengan rapid an berhias.
Gecok mentah berupa: daging sapi mentah dipotong kecil-kecil, dibumbui bawang, cabai, kencur, garam dan santan, bungkusi plastic, temptkn dalam takir, taruh di pojok-pojok rumah, pekarangan, sumur, kamar mandi wc.

SESAJI ADOL DHAWET

Sesaji Adol Dhawet

Acara Adol Dhawet ini diadakan sebagai awal kesegaran agar acara ‘manton’ bisa berjalan lancer. Tujuan acara adol dhawet adalah sbb:
Dhawetan dilakukan siang hari dalam suasana terbuka dan familier diikti oelh segenap pendukung acara
Mengapa dhawet? Dhawet adalah inuman yang berisi cendhol, air santan kelapa dan juruh. Konon dhawet mengandung banyak makna, yakni:
- cendhol yang terbuat dari tepung beras merupakan sarinya beras. Pasti menghitng jumlah tepung beras sulit banget, makanya tak terhitung, malah tampak jadi satu, lekat tak terpisahkan sebagi simbol saling gotong royong seluruh pendukng acara perkawinan.
- santennya yang dari sari air kelapa perlambang aman sejahtera dan segar.
- juruhnya berupa cairan gula jawa yang manis perlambang harapan manis di masa depan.
Adol Dhawet disebut juga ‘jualan dhawet’. Kalu dijual pastinya ada pembelinya. Pembelinya adalah kerabat dan tam undangan acara siraman tadi beserta selutuh pendukung acara. Mereka diberi duit oleh tuan rumah berpa kereweng, aitu pecahan genting. Jaman sekarang dibuat bulat seperti mata uang, terbuat dari tanah liat. Maknanya tanah bumi ibu pertiwi membawa bakti, kejujran dan kesetiaan lahir bathin hingga mati.
Penjual dhawetnya ibu dan ayah pengantin. Ibu menggendong sebakul untuk tempat uang dan ayah membawa payung sebagai peneduh.

SESAJI SIRAMAN

Sesaji Siraman

Upacara mandi kembang bagi segala keperluan, tetapi utamanya bagi calon pengantin wanita dan pria sehari sebelum panggih. Sebenarnya upacara siraman ada bermacam-macam. Misaalnya:

Siraman pusaka, biasa disebut jamasan, bias any pada 1 Sura
Siraman mitoni bagi ibu hamil
Siraman Sukeran bagi gadis yang haid pertama kali
Siraman Supitan bagi anak lelaki yang disupit
Siraman Ruwatan bagi penyandang sukerta
Siraman bagi calon pengantin dll

Siramn dikenal pula sebagai ‘adus kembang atau adus pamor’. Disebut demikian karena airnya diambil dari 7 sumber mata air yang bersih yang dicampur jadi satu (disebut air pamorsih), ditaruh di sebuah polongan besar (guci bagus), diberi bnga-bnga wangi seperti mawar, melati, kenanga, kanthil dll. Ada baiknya jika air juga diambil dari ‘tempuran’, yakni tempat bertemunya 2 hilir air sungai sebagai perlambang ikatan baru dua keluarga atau dua insan yang saling mencintai.

Tujuan Siraman

Upacara ini bertujuan untuk memohonkan berkah kepada Allah, menghilangkan segala gangguan dan pengaruh buruk, membersihkan diri dari kotoran-kotoran (rereged, kotor raga dan kotor rasa), terbebas dari segala pikiran dan beban masa lalu dan mencari kesegaran raga dan raasa sehingga sukses menempuh hidup baru.

Sirman diadakan pagi atau sore hari. Siraman pagi berarti menirukebiasaan para bidadari yang senang mandi pagi hari sehngga calon pengantin bisa secantik bidadari. Tempat siraman bisa diatur dimana saja. Biasanya dibuatkan sebua taman dengan krobongan berhiaskan tatanan tanaman daun dan bunga indah sehingga tercipta taman sari yang mempesona.

Siapa yang boleh nyirami? Adalah mereka yang merestui perkawinan. Mereka disebut ‘Panjurung’. Syaratnya: bagi pengantin puteri, yang nyirami juga puteri, pengantin kakung / pria, yang nyirami juga pria. Panjurung harus sudah berkeluarga dan punya putera. Jumlah 7 orang, lalu terakir kedua orang tua pengantin. Jadi jumlah penyiramnya ada 9. Sekarang boleh lebih dari 7 orang.

Sesaji Siraman Pengantin

Sesaji siraman:
- tumpeng robyong, tumpeng gundul,
- jenang bubur merah putih,
- jajan pasar
- kembang boreh
- tebu wulung setangkep (sepasang)
- ayam hidup
- kendhi klenthing berisi air 7 sumber mata air
- kembang setaman

Air Siraman
- air pamorsih
- bunga setaman yang wangi-wangi

Alas Dhudhuk bagi calon pengantin
- klasa bangka, klasa pandan anyar/baru
- daun/godhong opo-opo, daun kluwih, opo-opo, daun kara, alang-alang, dhadhap
serep, mojo --- kesemua ini dibungkus kain mori putih.
- kain tutup: letrek jingga, bangun tulak, sindurlwatan, sembagi, yuyu
sekandhang, mayang mekar, lurik nuluhwatu

Kosok (gosong) Siraman: terdiri dari tepung beras 7 warna, daun kemuning dan
mangir

Cidhuk (gayung) siraman. Lebih bagus berbentuk siwur.

Prosesi Siraman:

Calon pengantin berpakaian pasatan, hanya jarik kemben.
Mohon doa restu kepada Panjurung (penyiram)
Urutan siraman:
- Sesepuh paling tua, 3 kali nyiram lalu ibu-ibu lain semua 3 kali nyiram.
- Ayah dan ibu pengantin terakhir kali, airnya dari kendi pamorsih, lalu kendinya dibanting sampai pecah sambil berujar “ora mecah-mecah kendhi, mecah pamore anakku’.
Gendongan, lalu pengantin digendong orang tuanya ke kamar pengantin
Kirim toya/air pamorsih siraman kepada calon pengantin pria sehingga siraman ii memakai air yang sama.

Sesudah siraman, masuk pada acara halup-halupan yakni pengeringan rambut memakai ratus wangi oleh perias, barulah pengantin dipaes. Saat dipaes, diadakan acara ‘adol dhawet’.

Minggu, 15 Februari 2009

SESAJI TEDHAK SITEN

Sesaji Tedhak Siten

Ini adalah upacara pitonan, ndhunan, tedhak siten, undhun-undhunan, merupakan upacara menyambut 7 lapan usia bayi. 7 lapan adalah 35 x 7 hari = 245 hari. Jadi bukan 7 bulan. Dalam kalender jawa selapan adalah 35 hari. Maksudnya jika si bayi lahir Sabtu Pahing, pada 35 hari lagi usianya 1 lapan. Jadi Tedhak Siten adalah selamatan usia bayi sekitar 8 bulan lebih 2-4 hari.

Tedhak Siten atau Pitonan berbeda dengan mitoni. Mitoni adalah peringatan usia bayi yang masih dalam kandungan ibunya selama 7 bulan. Tedhak Siten bisa disamakan usia bayi sudah boleh menginjak tanah. Saat itu mungkin bayi sudah bisa duduk, sudah bisa memainkan tangannya, sudah merangkak, berdiri, tertawa dan bersuara. Bayi sudah punya keinginan meraih barang-barang dengan tangannya. Maka sejak saat itu bayi sudah boleh diturunkan dari gendongan, duduk di lantai atau istilahnya mudhun.

Maka disebut udhunan atau udhun-udhun. Jika menurutan baiknya, semestinya bayi jangan dulu diturunkan ke tanah atau lantai sendirian sebelum usia tedhak siten. Pas tedhak sitennya, barulah anak diperkenalkan dengan tanah. Ini merupakan pengalaman pertama bayi menginjak tanah, maka perlu diadakan selamatan.

Sarana Tedhak Siten sbb:

- Jadah 7 warna (atau ketan 7 warna. Maksudnya lengket-lengket).
Warna: merah, hitam, biru, kuning, putih, ungu, dan jambon (warna pelangi)
Lambangnya agar selalu lengkep pada orang tua dan bersujud kepada Allah.

- Jenang Bluwok. Terbuat dari tepung beras agak kental sebagi lambing batu ujian mengatasi
berbagai kesulitan hidup.

- Andha (tangga) tebu arjuna, tebu wulung. Tebu ini berwarna ungu, tidak untuk bahan
pembuat gula. Tebu wulung bertiang 2, dibuat 7 anak tangga. Tangga tebu wulung ini
harus dibuat dari 3 buah batang tebu wulung. Tak boleh lebih atau kurang. 2 btang untuk
tiang, sebatang untuk anak tangga. Buat 7 pasang sujen, masing-masing untuk 7 di tiang
kiri dan 7 di tiang kanan tangga.
Ini melambangkan selangka-langkah memulai hiduphingga dewasa, si anak selalu dalam
keadaan ‘urip manis’, bahagia hidupnya, tulus, beretika dan bercita-cita.

- Kurungan (kranji). Maksudnya supaya besoknya bukan menjadi penghuni LP. Wujud
kurungan ini seperti kurungan ayam, terbuat dari bambu. Di dalam kurungan dimasuki
barang-barang apa saja atau mainan. Barang pertama yang diambil si bayi, itulah pertanda
besoknya si bayi akan mendapat karunia menjadi atau berkarier di bidang apa.

- Bokor. Bokor ini diberi air dan bunga setaman. Airnya berasal dari 7 sumber mata air yang
berbeda. Ini sebagai perlambang si bayi bisa terlepas dari berbagai marabahaya.

- Udhik-udhik,
beras kuning bercampur dengan berbagai jenis dan nilai mata uang logam.

- Dandanan.
Diberi perhiasan berupa rajabrana seperti gelang, kalung, cincin, dsb.

Sesaji Tedhak Siten

1. Nasi tumpeng 7 macam
2. Bubur 7 macam: misalnya: bubur mtiara (merah), bubur ketan hitam, bubur kacang delai
hijau, bubur beras putih, bubur beras gula jawa, bubur sumsum, bubur salak (pathi kanji
gula jawa) dan bubur ketela pohon.
setampah jajan pasar
Kuthuk hidup atau ayam kecil
Kembang talon
Padi dan kapas
beras kuning dan uang

Urutan upacara Tedhak Siten

1. Tetahan: bayi diturunkan dari gendongan, lalu ditetah 7 langka.
2. Ngidah Jadah: bayi ditetah menginjak 7 jadah warna-warni dan jenang bluwok
3. Bayi dibimbing naik tangga tebu 7 tingkat. Pada tingkat ke 7 ada pini seph yang bilang
“wis-wis wis, andhane nganti rusak’. Makna acara ini, setelah basi mengalami
proses kedewasaan dan sukses meraih cita-cita mengatasi kesulitan.
4. Kurungan. Bayi dimasukkan ke kurungan untuk bermain dengan benda-benda didalam
kurungan agar mengambil mainan.
5. Mandi Kembang Setaman. Setelah bebas dari batasan kurungan, ia dimandikan bunga
setaman sebagai perlambang siap untuk bergaul dengan lingkungan sosial. Disebut juga
‘adus banyu gege’, biar lekas besar dan mandiri.
6. Berdandan. Anak diberi baju baru dan boleh memakai perhiasan. Pini seph bilang “wah,
putuku wis ayu/bagus’. Perlambang bayi mulai siap dolan-dolan.
7. Gelaran. Bayi yang sudah cakep didudukkan di tikar atau babut dan disediakan mainan
berbagai macam. Sesaji udhik-udhik beras kuning campur uang logam disebar-sebarkan
si bayi dan orang tuanya.

Acara selesai setelah dimohonkan restu pada para pinisepuh, barulah makan-makan 7 tumpeng aneka warna, tetapi jangan lupa tumpeng gudangan dan jajan pasar.

SESAJI PAES PENGANTIN

SESAJI PAES PENGANTIN

Paesan adalah tata cara mempercantik wjah calon pengantin puteri dengan menggunakan sarana lerngkap seperti bahan paes, sarana dan gya tertentu. Paesan sangat diperhatikan karena seorang pengantin adalah raja sehari yang menjadi pusat perhatian, sehingga dandanannya harus berbeda dengan yang lain sesuai dengan statusnya sebagai raja sehari, yakni anggun dan menarik.

Paesan biasanya disandang oleh seorang juru paes. Perias penganten mempunyai penghasilan yang cukup dan statusnya juga terhormat. Ini tidaklah mengherankan karena juru paes merupakan ketrampilan dan keahlian khusus disertai dengan sajen-sajen dan doa-doa. Maka juru paes sering disebut Dhukun Manten.

Seorang juru rias paes adapt adala juru paes sejati karena pasti akan puasa minimum 3 hari sebelum merias pengantin. Puasa ini juga sebagai doa agar riasannya bagus, tidak diganggu macam-macam, termasuk pengantin akan senang dan hidupnya sukses di kemudian hari. Beda dengan perias yang hanya cari duit, mereka sekedar menjalankan adat tanpa doa dan puasa sehingga kurang sacral, kurang lancar, sering terlambat dan pengantinnya kurang bahagia di masa depannya.

Pokok-pokok paes adalah paes wajah dan busana. Tidak ada pengantin yang bisa memaes dirinya sendiri. Paesan pengantin adat Jawa sangat rumit. Semua acara merupakan simbol-simbol dan perlambang ang searusna diadakan.

Sesaji Paesan.
Adapun sesaji pada waktu pengantin dipaesi biasanya sudah disediakan oleh dukun paes. Sesaji untuk paesan adalah sbb:

1. Sesaji Alas Paes.
Ini adala las dduk perias dan pengantin waktu sedang dipaesi. Meski biasanya disediakan babut tebal, tetapi perlu disediakan sarana sesaji:
- klasa bangka (tikar daun pandan),
- daun apa-apa
- kain letrek (merah, hija, kuning, hitam)

2. Sesaji Paes : ditempat di kamar pengantin pada waktu rias
Kelapa kuning. Kemiri berkulit 3 biji, keluwak 3 biji, kacang-kacangan, jagung,
Beras, kain letrek, kaca kecil, bedak, minyak wangi,
Telur ayam kampung, gula Jawa sepasang,
Benang lawe, kendi air, jodhog, seperangkat sirih,
Kembang boreh,
Pisang raja sepasang
Semua ini ditarh dalam satu tampah ‘nyiru biru’.

3. Sembaga
Sembanga dala mantra pengantin ang diucapkan oleh dukun paes setela selesai paesan. Cara menguncapkan mantra, tangan dukn paes diletakkan pada dai dan meniup ubun-ubun pengantin sebanak 3 kali.
Makna mantranya adalah sbb:
- niat merias pengantin dengan ‘jimat bima sakti’
- permohonan doa kepada Allah.
- permohonan terkabulnya doa
- permohonan doa restu kepada ‘kakang kawah adi ari-ari’
- turunnya bidadari sekethi
- permohonan agar raja seari ini secantik bidadari surga



Bagi yang mau nikah, perlu nanya-nanya dulu pada dukun mantennya, apakah beliaunya sudah puasa dulu sebelum merias anda. Kalau enggak puasa...lhaaaa pastinya anda perlu was-was pada hasil riasan anda...dan juga masa depan perkawinan anda.....hehehe ini kagak nakut-nakuti lho.... aku hanya ngingatin...perkawinan itu sakral....jadinya entah deh terserah hehehe....

Sabtu, 14 Februari 2009

SESAJI RUWATAN

Ruwatan

Ruwatan adalah upacara sakral pembebasan sukerta dari semua pengaruh buruk dan ancaman bahaya akibat suatu perbuatan tabu yang dilarang, yang sengaja atau tidak sengaja, diketahui maupun yang tak diketahui, pernah dilakukan seseorang. Ruwatan dilakukan secara sakral dengan laku urutan upacara sbb:
- Ada sajen sesaji dan sesepuh acara (biasanya pemangku adat atau dukun)
- Sesaji perlengkapan upacara
- Ada pralambang sebagai simbol pertanda baik

Secara adat dipercaya bahwa selama seseorang masih menggendong sukerta, maka Selama itu pula ia menggenggam sukerta sebagai halangan, gangguan yang mengundang adanya ancaman dan malapetaka. Agar orang tidak dibebani sukerta, maka harus diadakan ruwatan.

Tujuan ruwatan adalah sbb:
- membebaskan diri dari sukerta
- menyucikan (suci) diri kembali sebersih semula
- membangkitkan semangat hidup baru
- menjadikan diri sebagai manusia baru yang bersih dari kotoran
- menuju kepada kebahagiaan hidup

Ada dua ruwatan, ruwatan untuk sukerta dan ruwatan untuk kebersihan lingkungan, misalnya rumah (jug rumah kuno dan kosong) bermasalah, lahan, sawah, kebun, gunung, danau, telaga dsb ang bermasalah.

Berbagai macam Ruwatan misalnya:

Ruwatan Bumi = Ruwatan Desa: biasanya diadakan jika lahan, desa, tanah berpenghuni dan bumi manusia terus dilanda malapetaka. Perlu sesaji, kenduri dan wayangan.

Ruwatan Gimbal, diadakan pada upacara potong rambut gimbal di Bojonegoro dan Wonosobo bagi anak-anak penyandang sukerta rambul gimbal.

Ruwatan Miskin. Nah ini ruwatan yang harus diadakan ole partai politik peserta pemilu. Ruwatan ini diperuntkkan bagi warga miskin agar sukerta miskinnya bisa berlulu sehingga masa depannya lebi cerah. Upacara ruwatan miskin haras lengkap dengan sesaji, kenduri dan wayangan dengan biya besar, orang papa tidak punya duit, maka presiden atau partai politik harus mengawli ruwatan miskin ini.

Ruwatan Massal diadakan perorangan tetapi bersama-sama untuk meringankan biaya.

Ruwatan Murwakala dengan menggelar wayang kulit dengan lakon Murwakala

SESAJI SUPITAN

Supitan


Supitan adalah upacara khitanan, tetakan. Ini upacara pengeratan kulup anak lelaki untuk kesehatan dan ‘penyuwunan’ atau permintaan kesehatan. Sunat dilakukan oleh Bong Supit, dokter atau petugas. Supitan bisa dilakukan sendiri-sendiri atau secara massal. Acara ini sudah ada sejak jaman dulu kala, tepatnya tak diketahui, namun sudah ada sejak jaman Kalingga. Ketika Islam masuk Jawa, upacara ini disebut ‘mengislamkan’. Di jaman modern ini supitan dilakukan ketika anak-anak sedang libur sekolah.

Upacara supitan secara tradisional mempunyai rangkaian sbb:

- Jejer Supit: kesiapan anak lelaki untuk disupit. Usia supit sebelum 16 tahun dan dalam
keadaan sehat
- Kelengkapan supitan:
· krobongan untuk supitan, dibangun menghadap ke timur. Krobongan ditutup
kain mori putih dengan hiasan berbagai tanaman daun. Ada kursi kayu dingklik dan
selembar tikar tua.
· Anak yang disupit berpakaian prajuritaan: yaitu bebet cindhe terbalik (kain lemes).
Disebut terbalik yaitu: pengasihnya di kiri, ubetan di belakang dan timang di depan.
Diberi sabuk bludiran, bara benang emas di kanan dan kiri. Bajunya bludru tanpa
lengan dijahit dengan benang emas.

- Ubarampe sesaji :
· Acara res (pemotongan supitan) disediakan sesaji selamatan sbb:
a. tumpeng robyong
b. tumpeng gundhul tanpa lauk
c. bubur merah dan dan bubur baro-baro
d. setampah jajan pasar

· Sesaji tetakan: Taruh dalam setampa berisi:
a. gula jawa setangkep
b. sebuah kelapa gading utuh
c. beras
d. kluwak dan kemiri
e. suruh ayu dan kinang lengkap
f. kembang talon
g. kendi berisi air
h. kisi
i. lawe wenang
j. ayam hidup
k. pelita
l. uang

SESAJI SUKERA

Sukeran

Sukeran itu upacara siraman menyambut haid pertama seorang gadis. Sukeran berasal dari kata suker yang artinya kotor. Jadi gadis cilik yang sudah keluar kotorannya atau menstruasi, kini sudah berganti wajah menjadi seorang gadis perawan. Agar selamat melewati masa perawan, seorang gadis yang pertama kalinya mendapat haid disambut dengan upacara sbb:

- Seorang gadis sejak hais pertama tidak boleh mandi, tetapi badannya diberi lulur selama masa haid. Minimum 1 minggu. Upacara ini disebut ‘luluran’. Di jaman sekarang, tradisi ini sudah dilupakan, kecali beberapa golongan bangsawan.
- Diadakan upacara siraman:
· Jamasan.
Dijamasi oleh para sesepuh dengan ramuan: air landha merang, jeruk purut, asem kawak, rajangan pandan wangi dan bunga-bunga wangi.
· Upacara Siraman.
Dimandikan dengan bunga setaman oleh pini sepuh
· Ratusan.
Sesudah siraman, dibawa ke kamarnya, diadakan upara ratusan. Rambut si gadis dikeringkan dengan asap dari ratus sampai rambutnya kering.
· Ukelan.
Ukelan sama dengan gelungan. Jadi sesudah rambut diratus, lalu digelung dengan hiasan pandan wangi tanpa bunga melati seperti pengantin.
· Dandos.
Ini upacara berhias, diberi baju sabuk wala, berkebaya tanggung dengan peniti sungsun dan sebuah cincin.
- Selesai upacara siraman lengkap lalu diadakan upacara selamatan setelah si gadis sngkem mohon restu kepada para pini sepuh.

Kamis, 05 Februari 2009

Sikap Pipis Kaum Lelaki Nandai Pribadinya

Ini ada cerita tentang sikap pipis kaum lelaki yang bisa menunjukkan jati dirinya.

Pipis sambil merem melek : lelaki enjoy
Pipis dan kentut barengan : lelaki acuh
Pipis sambil angkat satu kaki : lelaki penggemar anjing
Pipis di tetangga : lelaki hidung belang
Pipis di sembarang tempat : lelaki malas
Pipis di jalanan : lelaki PD
Pipis sambil mendesah : lelaki romantis
Pipisnya keluar dikit-dikit : lelaki sabar
Pipis sambil breakdance : lelaki caper
Pipis bolak balik : lelaki lupa pacar
Pipis nya dibaui : Lelaki pilek
Pipis dikibas-kibas : lelaki sarap
Pipis nya diludahi sendiri : lelaki penuh dendam
Pipis dulu baru cebok di wastafel : lelaki sayang pacar
Pipis nunggu sampai kebelet banget : lelaki sibuk banget tapi pelit
Pipis sambil tolak pinggang : lelaki pemarah
Pipis satu tangan tolak pinggang : lelaki suka gaya
Pipis sambil ngobrol : lelaki cerewet
Pipis sambil nelpon dan nulis sms : lelaki komunikatif
Pipis ngumpet-ngumpet : lelaki pemalu
Pipis di celana : lelaki gak punya malu
Sehari pipis sekali : lelaki irit
Abis pipis, celananya dibaui : lelaki norak
Pipis dan berak kelar bareng : lelaki efisien
Pakai pampers : lelaki kekanak-kanakan
KALIMAT MENGGEMASKAN


di Pasar : Maling resiko mati
di Bis : Udah Tobat, pelan aje
di tanah tandus : Tanamlah pohon sebelum kamu ditanam
di toilet : Pilih sentor atau disentor
di warung sate : Nikmat, sate bayi wedus
di lesehan : Warung duduk sama rendah
di kaos : Aku terpidana mati
di warung : “warung teroris amrozi” artinya
'tentu oenak, rupa istimewa, ampun deh rasanya ooo zaman ini'
di tukang kunci : Siluman Kunci Neraka, Dewa Kunci Surga
di Gubug reyot : Manten anyar belum punya rumah
di gang : Ngebut remuk, ngebut meteng gratis, ngebut ada pemuda galak
di gang sumpeg : Kencing disini dukun bicara
di tukang pijat : Bengkel manusia, servis pegel linu capek
di jok becak : Becak antar kampung antar kota
di kaca mobil : Mobil dijual, kantong kempes dilarang nawar
di jok becak : Bayar dikit tidak selamat
di stasiun : Ladys and gentlemen diganti ledis dan gatelen


Boleh aja nambah-nambah...silahkan yang mau nambah.

Si Embah tentang Hakiki Diri Sendiri

Apa kamu tahu dirimu sendiri? Setiap ada kata kenali diri sendiri, kamu pasti mencep, mencibir. Sama kayak aqu. Terus aqu coba nanya ke orang tua, si Embah. Tiap kali Embah bicara, aqu hanya deg-degan aja.
Ini hasil bicaraku dengan Embah dengan nada penuh teka-tekinya :

Tentang kenali identitas diri, Embah nanya gini:
- Siapa nama kamu?
- Mengapa kamu punya nama?
- Jika namamu sama persis dengan orang lain, gimana membedakannya?
- Pasti tanggal lahir, alamat, agama, golongan darah dsb, kan?
- Jadi tiap orang itu lain, kan?

Setelah punya identitas seperti di KTP, apakah cukup untuk kenal diri sendiri?
- Sama sekali belum. Kamu kan hidup? Jadi kamu punya nyawa, punya jiwa.
- Nama kamu itu sebenarnya identitas dari jatidiri jiwamu.
- Jiwa kamu kelihatan karena ada raganya. Raganya tampak dan bisa dipandang mata. (jadi bukan hantu, gitu lho)

Apa yang menggerakkan jiwa dan raga kamu? Si Embah menjawab sendiri.
- Jika jiwa dan raga kamu hidup, berarti kamu punya energi.
- Kalau nggak punya energi kamu sudah mati, ragamu membusuk, bau.
- Harus dibakar atau dikubur.
- Kau kira energi hanya dari makan dan minum? Ngawur, nggak cuma itu.
- Rohmu itu energi hidupmu.

Jadi apa bedanya jiwa, nyawa dan roh, pak tua? Jawabnya:
- Jiwa bisa diimplementasi lewat kepribadian
- Nyawa lewat tanggungjawab memelihara raga dan jiwamu,
- dan roh yang menggerakkan hidupmu.

Wa sulit mbahhh… mungkin terjemahannya gini…? Aqu yang jawab.
- dengan jiwa aku hidup,
- dengan nyawa, kubertahan hidup
- dan dengan roh aku berusaha mengisi hidupku.

Ragamu, jasadmu itu proses dari bayi hingga dewasa karena sudah ditiup diberi nyawa, lalu rohmu membentuk jati diri, ya kamu itu. Kata Embah, ia bilang lagi:
- Bayangkan bahwa dirimu sendiri adalah sebuah rumah tangga
- Terdiri dari jiwa, raga, nyawa dan roh.
- Lalu jiwa raga dan roh beranak pianak jadi kalbu, naluri, nurani, bathin, pikiran, emosi, ambisi, imam dan taqwa dsb.
- Itu initisari dari hidup, mengurai dan jalani rumah tangga dirimu sendiri…


Jadi apa isi hidup itu mbah? Embah njawab lagi…
- Raga bisa berkembang karena makan, minm, olahraga, tidur dsb
- Jiwa berkembang dengan interaksi antar sesama
- Roh berkembang dengan mempertebal keyakinan pada Tuhanmu
- Nyawa berkembang dengan menjaga jiwa raga dan rohmu.

Lalu apa saja hakikinya? Embah njawab lagi:
- Dari naluri kamu, selalu harus kamu sapa nalurimu
- Pasti nggak tahu caranya kan?
- Kalau kamu tidak pernah menyapa naluri kamu, jelas kamu sering kehilangan arah, jauh dari rohmu, jauh dari keberuntunganmu.
- Selain naluri, bagaimana dengan nuranimu?
- Pasti kamu juga bingung, mana yang naluri, mana yang nurani.
- Gabungkan keduanya, bisa kamu temukan dengan cara instropeksi diri setenang mungkin, kamu dapati nilai-nilai hakiki jatidirimu

Wah tambah sulit mbah.
- Jangan menyulitkan diri nDuk, Le. Dan jangan cuma dipikir.
- Gunakan secara bathin apakah kamu punya energi dalam tiap perbuatanmu?
- Apa kau jalani hidup sekedar hidup seperti makan, tidur, belajar, kerja.
- Atau kamu punya cukup pengertian, mengapa kamu harus hidup?
- Sehingga kamu sadar dalam tiap kamu bicara, tiap kamu berbuat!
- Mengapa kamu harus belajar, mengapa kamu harus punya gairah agar punya duit?
- Dus, mengapa orang harus punya ambisi?
- Jadi naluri, nurani dan bathinmu harus jadi energi agar hidupmu berguna

Tetapi mbah, lewat jalan tol mana aku bisa punya banyak energi?
- Kamu punya kalbu berupa energi kasih sayang.
- Maka sayangilah dirimu sendiri
- Maka sayangilah ayah ibumu, kakekmu, nenekmu, tante dan pamanmu
- Maka sayangilah kakak dan adikmu
- Maka sayangilah anak istrimu
- Maka sayangilah tetanggamu, teman kantor dan lingkunganmu.
- Maka sayangila semua keluarga, semua famili dan lingkunganmu.
- Sayangilah sesama, jangan pandang sebelah mata, membeda-bedakan.
- Semua orang di dunia ini sama.

Kadang hatiku nggak sampai untuk memberi sayang pada seseorang, apalagi yang pernah membuatku sakit, yang pernah mengecewakanku dsb. Orang pasti punya musuh, mbah…! Maksudnya biar hidup itu tambah berwarna. Bukankah tanpa persaingan seperti sayur tanpa garam???
- Musuh? Persaingan?
- Ketahuilah, kalbumu itu sama dengan hatimu.
- Hatimu sama dengan sanubarimu
- Jika kalbu, hati dan sanubari itu tidak seirama, tidak sama, itu namanya error.

Aduh mbah, apanya yang error? Apa musuh, apa persaingan itu sesuatu yang error? Mbah, mbah…sekarang penduduk dunia bejibun, cari kerja sulit, jadi marketing susah, jual lombok banyak saingannya, bisnis buah naga mati-mati melulu. Kami harus bersaing agar tetap hidup…

Itulah cara hidup yang membuat mental energimu mengotori pikiranmu
- Kamu harusnya tahu, kamu berbuat, bertindak, belajar, bekerja karena kamu punya arah berpikir
- Pikiran itu adalah asal dari semua perbuatan yang kau kerjakan
- Maka jagalah jalan berpikirmu.
- Semua perbuatan berasal dari pikiran kamu.
- Kamu berpikir baik, kamu pasti mendapat yang baik
- Kamu berpikir negative, pasti akan terjadi! Ingat itu.
- Percaya saja, hari esok dan masa depan sudah ada dalam pikiranmu.
- Kalau kamu menggambarkan masa depan seperti Barrack Obama, kamu akan menjadi seperti dia di masa depanmu. Percaya nggak?
- Mulailah berpikir yang besar.
- Kalau kamu berpikir yang kecil-kecil, kamu juga hanya mendapat yang kecil, tahu……………………..!

Tetapi aku bekerja mati-matian agar tetap bertahan hidup! Koq masih begini-begini saja…
- Soalnya kamu lakukan dengan emosi.
- Emosi itu energi perasaanmu
- Kamu berpikir dan akhirnya merasa harus bersaing karena itu adalah cara untuk bertahan hidup..
- Kamu berpikir lalu berbuat agar bisa mengalahkan musuh karena itu adalah cara untuk bertahan hidup.
- Kamu berpikir tentang bersaing dan bermusuhan, itu bibit iri hati, cemburu, sakit hati, benci dan dendam.

Apa itu salah, kadang itu menjadi jalan untuk mendapat sesuatu!

Gini lho ngger…perasaan itu adalah nilai-nilai kemanusiamu
- Tetapi kamu menjalaninya tanpa bertanya kepada naluri kamu
- Kamu menjalaninya tanpa bertanya kepada nurani kamu
- Kamu menjalaninya tanpa bertanya kepada bathin kamu
- Kamu menjalaninya hanya dengan pikiran penuh emosi dari perasaan kemanusiaan kamu saja.
- Kamu hanya berpikir masalah kebutuhan hidup hari ini dan besok pagi.
- Kamu tidak berpikir untuk masa depan yang mewah, hidup enak, bahagia.
- Mulai menata otak kamu!
- Mulailah berpikir untuk masa depan yang hebat.
- Kalau berpikir, emosimu tidak ikut berperan.
- Kalau kamu berpikir, piker hingga relng-relng kalbumu.
- Apakah akan terjadi??? Percaya sama Embah enggak …heheheeee….!

Lalu bagaimana cara menjalani semua itu mbah…???
- Sulit lho… wong sampai sekarang hingga sampai waktuku nanti, embah masih terus belajar dan belajar untuk menjalani semua itu.
- Aku mengasah itu semua dimulai dari aku ada, mengapa ada, untuk apa ada.
- Semua karena pasti ada yang mengadakan.
- Siapa dia? Dia adalah BELIAU…ALLAH.
- Aku ingin berguna, bisa berguna, walau hanya kecil…tetapi maunya aku berguna bagi sebanyak mungkin orang lain.
- Aku tidak lagi berpikir aku untuk aku
- Aku ingin berpikir aku untuk orang lain, berbakti untuk orang lain
- Dengan modal itu, aku mulai menjalani semuanya…
- Aku sudah tua, sudah bau tanah. Aku hidup tenang, tenteram. Aku sudah melanglang buana di lima benua. Aku puas dengan hidupku.
- Tetapi aku masih punya energi… apa coba???
- Aku ingin berguna bagi banyak orang. Itulah pikiraku sekarang.

Andai aku jalani itu semua, apakah aku akan kehilangan rasa permusuhan, rasa persaingan? Ntar, aku hidup tanpa emosi, tanpa ambisi, mbah…???

Bukan itu maksudnya. Tetapi hakikinya seperti itu. Coba kamu lihat di pasar. Sederet kios semua menjual batik. Sederet kios menjual lombok semua. Sederet kios menjual beras semua, sederet kios semua menjual HP dsb.
- Kalau kamu mikir bersaing, kamu bawa dukun biar kiosmu yang paling laris.
- Itu nggak perlu, tiap orang hidup punya rezeki.
- Pikir saja bagaimana cara kamu membesarkan kiosmu, melayani konsumen, menjadikan konsumen sebagai pelanggan.
- Kiosmu laris, kios tetanggamu laris.
- Kios kiri kanan bukan musuh, bukan pesaing,
- Anggap mereka sebagai mitra, biar kalian kian kuat
- Kalau ada angin besar, kalian akan saling bahu membahu mengatasi bencana.
- Semua karena kasih sayang.
- Emosi dan ambisi dasarnya sayang.
- Sayang itu indah.
- Dengan sayang kamu nggak punya musuh, nggak punya pesaing.
- Tetapi yang paling indah adalah jika kamu sayang pada Allahmu…
- Jika sudah kau temukan itu, kamu pasti bisa menyapa nalurimu.
- Lalu kamu akan dapati…hidup ini indah. Indah sekali….

Coba mbah…saya akan belajar seperti yang anda ajarkan...meski aku susah mencerna uraian si Embah…..

Nama Pesta Ulang Tahun Perkawinan

Yang ngetop hanya pesta Kawin Perak dan Kawin Emas. Padahal pesta ulang tahun perkawinan, tiap tahunnya ada namanya lho….
Mau tau..

Setahun disebut : Kawin Kertas
Dua tahun : Kawin Kapas ada yang nyebut Blaco, Mori
Tiga tahun : Kawin Kulit
Empat tahun : Kawin Buku, ada ang nyebt Kawin Bunga dan Buah
Lima tahun : Kawin Kayu, Kawin Balok
Enam tahun : Kawin Besi, disebut juga Permen ata Gula atau Emut
Tujuh tahun : Kawin Perunggu, Kuningan, Tembaga atau Wool
Delapan tahun : Kawin Karet, disebut juga Kawin Setrum/Listrik
Sembilan tahun : Kawin Grabah, disebut Kawin Gatal
Sepuluh tahun : Kawin Almunium
Sebelas tahun : Kawin Baja (tanpa hitam)
Duabelas tahun : Kawin Sutera, atau Kawin Nilon
Tigabelas tahun : Kawin Renda
Empatbelas tahun : Kawin Gading (tanpaa kelapa cengkir)
Limabelas tahun : Kawin Kristal
Enambelas tahun – 19 tahun tidak perlu diperingati, karena suami istri dianggap sudah menyatu. Maka langsung melonjak ke ultah 20.

Duapuluh tahun : Kawin China
Duapluh lima tahun : Kawin Perak
Tiga puluh tahun : Kawin Mutiara
Tigapuluh lima tahun : Kawin Karang
Empatpuluh tahun : Kawin Rubi
Empatpuluh lima tahun : Kawin Saphire
Limapuluh tahun : Kawin Emas
Limapuluh lima tahun : Kawin Zamrud
60 -74 : Kawin Inta
75 – 100 tahun : Kawin Berlian


Sehari – tak terbatas tanpa nikah : Kawin Kebo
Sehari – entah kapan tanpa izin : Kawin Lari
Kawin diem-diem : Kawin Siri
Kawin sembunyi-sembunyi : Kawin Nikmat bangetttt.

Perbandingan Kalender Masehi dan Hijriah dan Jawa

Tahun Masehi dihitung berdasarkan putaran matahari, tahun Jawa dan tahun Hijriah berdasarkan putaran bulan.

Jika tahun Masehi 2010, tahun Jawanya 1943, tahun Hijriah 1431.
Artinya selisih tahun Masehi dengan tahun Jawa 67 tahun.
Selisih tahun Masehi dengan tahun Hijriah 579 tahun
Selisih tahun Jawa dengan tahun Hijriah 512 tahun
Ingat selisih ini akan berubah karena perbedaan jumlah hari per bulannya.

Jumlah hari tahun Masehi antara 30 dan 31, khusus Februari 28
Jumlah hari tahun Jawa atau Hijriah 29 dan 30.
Jumlah hari dalam satu tahun di tahun Masehi 365 – 366 ari
Jumlah hari dalam satu tahun di tahun Jawa/Hijriah 354 – 355 hari

Kalender Masehi dan Hijriah menghitung 1 minggu 7 hari
Kalender Jawa mengitung 1 pasaran 5 hari (Legi, Paing, Pon, Wage, Kliwon)

Pergantian hari di tahun masehi mulai jam 12 malam.
Pergantian hari di tahun Jawa dan Hijriah pada waktu magrib.


Ayooo, siapa mau nambahi????

Coca-cola Bahan Pembersih Karat

Coca cola bahan pembersih karat

Dari fakultas Geologi UGM, aku temukan artikel menarik tentang Pepsi dan Coca cola.
Ternyata Coca cola tak punya nilai gizi, hanya seger aja kalau dingin. Ini karena puna kandungan gula dan asam yang lebih banyak. Kalau suhu tbh puna 370 enzim pencerna, coca cola hanya kasih tak lebih dari 37 saja, kadang bahkan 0 puthul. Jadinya hanya mencerna lebih sedikit makanan. Yang lainnya berba menjadi bau, gas dan kentut serta sisa bsuk berupa racn yang mengalir ke darah di selruh sel-sel tubuh. Pasti bikin penakit tho???
Lha geologi UGM nemuin asam sitric dalam coca cola yang fungsina bisa menghilangkan noda-noda dari bahan keramik, besi dll. Kalau nggak percaya, coba bikin percobaan seperti di bawa ini.

Untuk bersihkan karburator mobil
Masukkan sebotol cocacola dalam karburator ang sdah ada airnya. Hidupkan mesin mobil 30 menit. Matikan dan dinginkan mesin. Buang isi karburator. Buktikan, apaka karat-karat di dalam karbrator rontok bersama dengan ait itu?

Bersih karat
Semua barang ang berkarat, bersihkan dengan almunium foil ang sdah direndam di sebotol cocacola. Buktikan, ilang nggak karatnya.

Bersihkan koroso aki
Aki mobil ada korosinya? Tuang aja dengan cocacola pada terminal aki. Buktiin korosinya ilang nggak??

Bersihkan baut berkarat ata kaca mobil dari kabut
Mau membuka baut yang berkarat? Tuang dulu dengan cocacola

Bersikan noda lemah pada kain
Baju anda kena lemak babi??? Tuangi aja dengan cocacola, beri detergent dan air, maskkan mesin cuci, putar, hilanglah noda lemaknya.

Taliwangke dan Samparwangke

Taliwangke itu hari dan pasaran dalam wuku-wuku tertentu yang tidak dimungkinkan dilakukin karena enggak nguntungin jika ngadain jahadan atau keperluan. Hari Taliwangke dan hari Samparwangke jadi pantangan nglakuin kerjaan penting.

Apa itu wuku? Wuku ada dalam Pawukon Jawa. Setiap seminggu sekali atau 7 hari, selalu ada nama Wuku yang berjalan. Jumlah wuku 30. Jadi Wuk pertama akan balik lagi setelah 7x 30 hari = 210 hari.

Dari tiap wuku itu, ada hari-hari yang dianggap tidak menguntungkan yang disebut hari sangkala (waktu buruk yang jadi pantangan). Waktu ini adalah hari sial, maksudnya ada pengaruh enggak baiknya jika dilanggar. Misalnya beli mobil pas hari Taliwangke atau hari Samparwangke, si mobil itu nantinya bisa bawa bencana seperti kecelakaan dsb.

Apa sih Taliwangke ata Samparwangke itu? Taliwangke artinya mengunci mayat (wangke). Wataknya banyak bahaya besar. Pada manusia bisa berarti menjengkelkan, bicaranya menyakitkan hati, bisa membuat banyak rusan dan perkara rumit.
Sedangkan Samparwangke artinya kesandung mayat. Wataknya akan menemui kesusahan yang tidak mengenakkan hati. Pengaruhnya pada manusia sering mendapat kesulitan yang tidak terduga.


Samparwangke
WUKU
Taliwangke
Taliwangke
Senin Pon
Sintha
-
-
-
Landhep
Rabu Pahing
Bodanep
-
Wukir
-
-
-
Kuranthil
-
-
-
Tolu
-
-
-
Gumbreg
-
-
Senin Kliwon
Warigalit
Kamis Pon
Warigamis
-
Warigangung
-
-
-
Julungwangi
-
-
-
Sungsang
-
-
-
Galungan
-
-
-
Kuningan
Jum’at Wage
Sukraingan
Senin Pahing
Langkir
-
-
-
Mandasia
-
-
-
Julngpujud
-
-
-
Pahang
-
-
-
Kuruwelut
Sabtu Kliwon
Tumpaklote
-
Marakeh
-
-
Senin Wage
Tambir
-
-
-
Madangkungan
-
-
-
Maktal
-
-

Wuye
Senin Kliwon
Somaye
-
Manahil
-
-
-
Prangbakat
-
-
Senin Legi
Bala
-
-
-
Wugu
-
-
-
Wayang
Selasa Legi
Anggarayang
-
Kulawu
-
-
-
Dukut
-
-
-
Watugunung
-
-

Hari buruk lain :

Hari Sarik Agung
Artinya pantangan besar. Watak hari harus dipantangkan seperti larangan.
Pada manusia mempengaruhi sulitnya bergaul dengan orang lain.
Ada 4 hari Sarik Agung :
1. Rabu pada wuku Kurantil
2. Rabu pada wuku Galungan,
3. Rabu pada wuku Marakeh,
4. Rabu pada wuku Bala.

Kolo Dhite
Artinya bahaya yang mendiami hari Minggu (Radhite). Wataknya banyak halangan. Pengaruhnya bagi orang selalu suka mensahkan orang lain.
Ada 3 :
1. Akad pada wuku Warigagung,
2. Akad pada wuku Kuruwelut,
3. Akad pada wuku Dhukut.

Dhendhan Kukudan
Artinya ada denda yang bisa membat bangkrut. Wataknya hari itu banyak denda dan pembayaran hutang piutang atau masalah ekonomi yang bisa bikin bangkrut abis-abisan. Bagi orang puna pengaruh suka memeras orang lain.
Ada 3 urut-urutan :
1. Minggu
2. Senin
3. Selasa semua pada wuku Galungan.

GLEMBUK JOGYA vs UMUK SOLO

1. Jogya vs Solo
Wong Jogya begitu antusias untuk mbeling, mbading-mbadingkan luwihe, kelebihanya dari kota saingannya, Solo. Apa saja dibikin bahan bandingan. dan tentu Jogya selalu lebih baik, itu katanya wong Yogjo.

2. Kesukaan wong Jogjo membandingkan dirinya dengan wong Solo sebenarnya merupakan warisan jaman feodal, maksudnya sejak berdirinya kerajaan Jogya. Jogja minta jatah tahta, Pangeran Mangkubumi terus bikin gara-gara mengacau Negara. Akhirnya PB II memberikan separuh kerajaan kepada pamannya itu di Jogja. Perseteruan dua raja ini menurun pada rakyatnya. Dua kerajaan terus saling bersaing menjadi yang terbaik. Solo dan Jogya saling berbenah diri. Kadang salah satu menang, kadang yang lain kalah. Tetapi sejak kemerdekaan, Jogya menjadi ibukota Propinsi, Solo hanya menjadi bagian Jawa Tengah.

3. Karena menjadi kota propinsi, dananya pasti lebih besar, maka kemajuan Jogja lebih cepat dibandingkan Solo. Dulu sebenarna Universitas GajahMada didirikan di Soplo, tetapi bisa direbut Jogya hingga menjadi kota pelajar.

4. Jogya meningkat pesat dalam kesenian kontenporer. WS Rendra itu orang Solo, tetapi sejak pindah ke Solo mendirikan Bengkel Teater dan ngetop se Indonesia, Jogya kian maju. Para senimannya seperti Emha Ainun Najib atau penulis novel ‘Cintaku di Kamps Biru’ dan cs-nya, adalah salah seorang yang paling getol ‘ngenyek’ wong Solo dan mengunggulkan wong Jogya.

5. Tetapi di bidang politik, Jogya hanya menang di HB IX jadi wakil presiden. Masyarakatnya tetap paling lihai berpolitik. Maka kota Solo disebut barometer politik. Misalnya hilangnya Propinsi Surakarta karena Solo punya rakyat bernama Tan Malaka yang paling getol mengganyang system feodal. Juga banyak tokoh PKI dan umat Islm garis keras. Namun yang paling hebat adalah tokoh Jogya yang tunduk manthuk-manthuk pada wanita Solo. Soeharto yang kelahiran Jogya, besar di Wonogiri, bisa jadi presiden karena pulung ratu sebenarnya berada di tangan isterinya- Ibu Tien yang orang Mangknegfaran. Pak Harto selalu tunduk pada perintah Ibu Tien dalam segla kehidupan, termasuk pemerintahan, pengangkatan menteri hingga pembangunan negara. Setelah Bu Tien meninggal, pak Harto pun dilengserkan rakyat.

6. Pribadi orang Jogya akhirnya suka glembuk. Glembuk itu negosiasi, pendekatan dengan cara bermain manis di lidah, suka memuji-muji di depan, di belakang mengmpat. Pujian ini ditujukan kepada targetman agar mendapat perhatian, agar diberi sesuai dengan kemauan yang ngglembuk.

7. Pribadi orng Solo suka umuk. Umuk itu pamer yang tersembunyi, nmun jangan sampai pamernya membuat orang cenderung minta. Umuk hanya sekedar wah saja. Sikap dan bicara orang Solo suka pamer diri sendiri. Yang dipamerkan adalah kekayaan, keberhasilan atau apa saja yang merupakan suatu prestasi. Misalnya, dalam aarisan, ibu-ibu bilang, “wah anakku, meski tidak jadi PNS, tetapi kerja di perusahaan asing. Dulu tugas ke China. Yang ngantar-ngantar di Cina pangkatnya Gubernur”. Atau cerita umuk seperti ini: “Ini durian enak, hasil panen sendiri. Masih ada 10 ha yang belum dipanen. Masih belum matang.”

8. Cara memanggil nama orang, wong Jogya menyebut nama Kartini itu Karti, kalau orang Solo manggil Tini. Nama Supartono dipanggil Supar oleh orang Jogya. Orang Solo memanggil Tono.

9. Tentang Umuk Solo. Saya dengar bisik-bisik, Wong Solo itu sombong, angkuh, gengsi tinggi dan tentu saja kayak orang Jawa lainnya, pasti munafik.
- Buat aku, artikan engak negative. Sifat munafik dilakukan sebab ada semboyan ‘ojo dumeh peh’. Artinya kalau bertindak selalu lihat kiri kanan jangan sampe bikin tersinggung tetangga disitu.
- Umuk Solo yang sombong dan angkuh itu hanya gambaran nglampiasi kebahagiaan. Contohe, di arisan tante-tante, mereka saling berlomba nyritain anak-anak mereka yang cakep diburu-buru para kumbang, pinter punya gelar, karirnya maju jadi manajer atau yang ngetop jadi artis, sering keluar negeri, temennya para cukong dan pejabat, mobilnya baru dsb. Nah apa crita begitu salah? Nggak dong, boleh aja, pamer kan gak bayar. Biar yang denger jadi keri dan jijik jengkel… Ada yang bilang umuknya wong Solo itu masalah kejiwaan biar harga dirinya berimbang karena seringnya dilecehin orang Jogya atau orang Surabaya/Jawa Timur.
- Apa pendapat orang Jatim tentang wong Solo? Gini lho…wong Solo, kalau pamit bisa diucapin seribu kali. Dari kursi tamu sudah “pareng…(pamit bs Jw)”, ntar di pintu bilang “pareng” lagi, omong-omong lagi di regol, pamit lagi “pareng”. Sampai di regol omong-omong lagi, masuk becak ngucap “pareng” lagi. Sudah naik becak masih omong-omong lagi dengan tuan rumah, becak jalan masih ‘pareng”.

Nah siapa yang mau nambahi glembuk Jogya dan Umuk Solo ini?

Awas, Tahun 2009 Ini Ada 2 x Bulan Suro

Jagad dan alam semesta ini ada, sudah berapa tahun usianya, yo embuh. Milyaran atau tak terbatas. Yang kita ngerti, ada banyak planet. Setiap planet muter-muter, muterin planet lainnya. Misalnya Planet Bulan muterin Bumi dan Matahari. Juga berbagai planet lain saling mutar memutari.

Apakah saling putar antar planet itu juga saling berpengaruh or mempengaruhi? Itu tentu gitulah. Kayak kita orang, tiap orang saling berhubungan, saling pengaruh mempengaruhi. Kagak ada orang yang bisa hidup sendiri. Jadi logikanya, tiap planet ini juga saling mempengaruhi.

Jadi bumi dan alam semesta ini selalu muter. Satu rotasi putaran bumi berdasarkan putaran matahari dan bulan itu butuh waktu sekitar 24 jam atau 1440 menit atau 86400 detik.

Karena bumi tidak pernah berhenti muter, maka tiap detik posisinya pasti berubah. Karena gerak planet berputar pada kisaran yang sama, maka pada waktu tertentu, planet itu akan berada pada satu putaran yang sama. Maka berdasarkan ‘ilmu titen’, terhitunglah bumi bisa mengitari matahari dan kembali pada posisi yang sama dalam waktu tahun atau 365 hari.

Jadi secara umum, ilmu titen menjadi satu wadah yang bernama siklus. Ilmu Titen ini maksudnya ilmu hasil dari mengenali yang terdahulu dan terus berlangsung turun-temurun sejak lahirnya semesta raya ini. Hingga watak alam, watak siklus waktu, bahkan watak seseorang pun secara garis besar dapat dikenali melalui hari keberadaannya.

Siklus waktu yang 365 hari itu lalu dibagi-bagi lagi menjadi 12 bulan (Januari sampai Desember dan 52 minggu. Kalau di Jawa ada siklus pasaran sebanyak 5 hari, Pon, Wage, Kliwon, Legi, Pahing.

Sekarang kita mikir. Tiap detik, ada bayi yang lahir. Karena tiap planet dihuni oleh makhluknya, maka tiap makhluk juga dipengaruhi oleh planetnya dan planet lain di semesta raya ini. Artinya, kelahiran manusia di alam semesta ini dengan sendirinya akan menempati salah satu siklus diantara siklus-siklus yang ada.

Misalnya, orang lahir pada hari Sabtu Pahing tanggal 23 Maret 1996, akan dipengaruhi oleh siklus Sabtu Pahing yang telah dihuni oleh banyak orang sebelumnya yang lahir pada hari pasaran yang sama. Artinya tiap orang yang punya hari lahir Sabtu Pahing, mempunyai sikap, pribadi, watak, nasib dan peruntungan yang bisa ditebak berdasarkan ilmu titen tadi.

Sama halnya, tiap siklus putaran waktu yang sama, bisa pula ditebak berdasarkan ilmu titen.

Nah, kini kita punya kerjaan untuk dipikirkan yakni siklus planet bumi tahun 2009. Ini siklus kalender Jawa yang mengenal windu. Setiap windu ada 8 tahun. Yang dimasalahkan adalah siklus 8 windu atau 64 tahun.


Pada tanggal 29 Desember 2008 sampai 27 Januari 2009 yang lalu, siklus penanggalan Jawa saat itu masuk pada bulan Sura. Tetapi nanti pada Sabtu, 19 Desember 2009 – 17 Januari 2010, bulan itu juga suduh masuk bulan Sura lagi. Jadi ada tanggal 1 – 27 Januari dan 19 – 31 Desember 2009 yang ikut bulan Sura, meski Sura bulan Januari 2009 masuk tahun Jawa 1942 dan Sura bulan Desember 2009 yang masuk tahun Jawa 1943.

Jadi ada 2 kali bulan Sura pada tahun 2009. Kejadian dalam setahun ada dua (2) kali bulan Sura ini hanya berlangsung selama 64 tahun sekali atau 8 windu sekali. Jadi akan ada 2 kali bulan Sura lagi pada tahun 2073 besok (kita sudah mati kali).

Apakah ada pengaruhnya bagi nasib bumi dan manusia Jawa? Mengingat adanya siklus antar planet dan ilmu titen dari embah-embah kita, tahun 2009 ini perlu diingatkan dengan 3 kli kata seru!!! ‘Awas, Suro…Suro…Suro 2009, ada 2 kali.’

Mengapa? Nah inilah yang terlewatkan oleh Nostradamus, Ranggawarsito, Mama Laurent, Ki Joko Bodo, Ki Kusumo atau si Embah tentang kejadian ganjil di tahun yang ada 2 kali bulan Sura-nya. (Mungkin Moyang Sultan Agung sudah mencatat, hanya kadang segelintir aja yang inget).

Sebelum mencari makna 8 windon dengan 2 Suran dalam sata tahun Masehi, mari kita balik ke kalender Jawa dan makna bulan Sura.

Kalender Jawa

Kalender Jawa dibuat oleh Sultan Agung Mataram abad 17 dulu. Kalender ini bisa memadukan budaya Islam, Hindu-Buddha, Jawa dan budaya Barat. (Hebat tho simbah Sultan Agung kita ini).

mBah Sultan Jorgi e Sltan Agung mengubah sistem penanggalan dilakukan hari Jumat Legi, tahun Saka 1555. Saat itu tepat pada tahun baru Hijriah tanggal 1 Muharam 1043 H, sedang tahun Masehi-nya adalah 8 Juli 1633 M.

mBah Sultan mengganti membuat kalender ini tidak dimulai dari Hari Kamis tanggal 1 bulan Sura tahun 1. Tetapi meneruskn tanggalan Jawa waktu itu yang bernama tahun Saka. Waktu itu orang Jawa sudah punya kalender berdasarkan putaran matahari
sistem tanggalan ini tanpa mengganti hitungan tahun Saka 1555 yang sedang berjalan, melainkan meneruskannya. Hitungan tahun tersebut berlangsung hingga sekarang.
Sistem kalender Jawa memakai 2 siklus hari, yakni siklus mingguan seperti Senin Selasa Rabu dsb, dan siklus pekan pancawara 5 hari pasaran seperti Legi, Pahing, Pon, Wage dan Kliwon.
Kalender Hijriah dan kalender Jawa memakai dasar penampakan bulan, kalender Masehi memakai dasar matahari. Pada kalender Jawa ada system yang tidak dipunyai kalender Hijriah maupun kalender Masehi, yakni :
Siklus Pawukon (berasal dari kata Wuku). Ada 30 Wuku, tiap 1 wuku terdiri 7 hari dimulai hari Minggu hingga Sabtu, sehingga putaran harinya sebanyak 7 x 30 = 210 hari.
Konsep hari pasaran terdiri lima hari (Kliwon, Legi, Pahing, Pon, Wage)
Siklus delapan tahunan yang disebut Windu. Nama tahun dalam penanggalan Jawa mengikuti siklus Windu, terdiri dari Alip, Ehe, Jimawal, Je, Dal, Be, Wawu, dan Jimakir.
Nama bulan dalam kalender Jawa adalah sbb:
1. Sura (30 hari)
2. Sapar 29 hari (kecuali tahun Dal 30 hari)
3. Mulud (30 hari)
4. Bakdamulud (29 hari)
5. Jumadilawal (30 hari (kecuali tahun Dal 29 hari)
6. Jumadilakir (29 hari)
7. Rejeb (30 hari)
8. Ruwah (29 hari)
9. Pasa (30 hari)
10. Sawal (29 hari
11. Dulkaidah (30 hari)
12. Besar (29 hari) kecuali kabisat 30 hari. Tahun kabisat dalam
perhitungan Jawa adalah tahun Ehe, Je, dan Jimakir.

Penanggalan Jawa merupakan salah satu produk budaya asli bangsa Indonesia. Sistem penanggalan Jawa punya tradisi Suran yang melekat dalam masyarakat Jawa dan diperingati secara rutin oleh Keraton Yogyakarta dan Surakarta dengan seluruh rakyatnya.

Tradisi Suran

Suran berasal dari kata Sura. Sura adalah bulan pertama kalender Jawa. Berbeda dengan 1 Januari yang dirayakan dengan pesta kembang api atau Imlek dengan makan-makan bagi-bagi angpho, menyambut 1 Sura justru jauh dari hingar bingar pesta.

Satu Sura disambut dengan kegiatan adat yang cenderung pada keprihatinan, mawas diri, bertapa, hening, pengendalian diri, instropeksi diri, doa dan penyucian kegiatan yang bersifat sakral.

Acara ini diciptakan oleh Sultan Agung Mataram pada sabdanya untuk:
- menggalang persatuan orang Mataram untuk mengganyang orang asing (Belanda)
- Menetapkan kalender Jawa 1 Sura 1555 Jawa sebagai kalender resmi yng sat itu sama dengan tanggal 8 Juli 1633 M atau 1 Muharam 1043 .
- Membangun sikap SURAN, yakni BERANI melawan penjajah Belanda
- Berani mewujudkan Mataram raya yang bebas dari angkara murka

Adapun acara Suran ini ditetapkan sebagai :
- Awal tahun baru kalender Jawa
- 1 Sura dianggap sebagai tahun keramat karena menjadi tanggal keputusan raja.

Ada apa pada makna 8 Windon?

Apabila dihitung mundur, kejadian 2 kali bulan Sura dalam satu tahun Masehi, pernah terjadi pada tahun-tahun :
- 1945
- 1881
- 1817
- 1753
- 1689
- 1625 tahun ini kalender Jawa belum berlaku.

Tinggal dilihat, apa yang terjadi pada tahan 1945? Saat itu, Indonesi merdeka!! Namun meski merdeka, masih buanyak sekali kesialan yang lain. Misalnya, gerakan politik yang mulai menggeliat menyebabkan negara sulit stabil.

Itu adalah contoh peristiwa. Jika ditarik untuk tahun 2009, mungkin pada pemilu nanti akan ada presiden terpilih, tetapi ia membawa kesialan tertentu. (Moga enggak lah). Dan ditarik bagi diri sendiri, aku barusan dikasih tahu sama Si Embah. Begini ceritnya…

Kata Embah, 8 windon dengan 2 bulan Sura di satu tahun Masehi seperti di tahun 2009 ini, akan membawa dampak positif dan negative. Positivenya, ada cita-cita yang tercapai. Tetapi tahun ini adalah tahun sial. Kesialan berpangkal dari pengaruh alam, siklus pawukon dan pengaruh sabda raja (Sultan Agung Mataram). Sabda raja untuk anti penjajah membuat begitu banyak orang yang mati akibat berperang melawan Belanda. Di jaman itu, pasukan raja berperang ke Batavia lebih dari 3 kali. Tak ada yang berhasil, semuanya gagal. Negara menjadi miskin, perpecahanan antar keluarga bangsawan dan para pejabat yang menurun pada rakyatnya, juga tersebarnya penyakit. Beras mahal sandang sulit dicari.

Effek negatif dari dua bulan Sura di setahun yang sama menurut Embah adalah:
- Banyak terjadi bencana alam
- Banyak terjadi kematian yang melebihi tahun-tahun sebelumnya
- Sandang dan pangan mahal dan sulit didapat
- Akan ada kekacauan dan kebrutalan walau hanya perkara sepele.


Bagi perseorangan, pengaruh orang per orang tentang ketidak-konsentrasian diri dan kurangnya amal ibadah akibat memburu kebutuhan hidup. Maka agar terhindar dari kesialan, bagi orang Jawa, perlu melakukan beberapa upacara; yakni:

Bersujud kepada Allah atas segala karunia Nya.
Memohon ampun atas segala dosa-dosa
Lakukan terus menerus sujud, doa, sembayang, ritual-ritual untuk mendekatkan diri kepada Allah. Yang sholat jangan sampai bolong. Lakukan Tahajud.
Banyak beramal dan berbuat baik untuk lingkungan sosial
Peliharalah lingkungan hidup termasuk lingkungan alam jangan sampai alam ngamuk membuat bencana seperti gempa, longsor, banjir dsb
Kurangi makan nasi dan daging. Daging dimaksud adalah semua daging yang berasal dari hewan hidup seperti daging sapi, ayam, udang, kakap, sampai kripik laron juga puasa dulu, berturut-turut selama seminggu (dalam tahun ini, syukur-syukur setiap bulan usahakan seminggunya gak makan daging. Jadi vegetarian, sebab daging punya pengaruh buruk bagi kepribadian orang - kalau kebanyakan).
Kalau bisa lakukan ruwatan lengkap
Nanyalah pada orang tua-tua, pasti punya pendapat kayak aku ini.

Semoga tahun ini membawa dampak bagus, bukan kesialan melulu. Makanya, jalankan nasehatku yang 8 tadi. Selamat bervegetarian.