Cari Blog Ini

Kamis, 18 Juni 2009

Sesaji Penganten

Sesaji Penganten

1. Apem kolak ketan : ditujukan pada leluhur
2. Nasi putih dan telur tanpa garam: ditujukan untuk ektentraman
3. Nasi golong lulut dan telur dadar: ditujukan untuk memohon kepada Allah
4. Nasi kebuli, telur, bawang merah dan daging goreng, minuman kopi bubuk
5. Ketan salak
6. Ikan bakar
7. Ketan salak dan telur pindang
8. Kolak kencana (pisang emas dengan kulitnya dikolak
9. Ketan punar, enten-enten dan telur dadar
10. dawet
11. Rujak degan
12. Ketan aneka warna
13. Arang-arang kambang (nasi kering digoreng diberi gula santan), opak, jipang
14. Sayur padamara (kangkung dan daging), jongkong (tepung beras / ketela diberi gula jawa lalu dikukus.
15. Tumpeng Robyong
16. Sega punar
17. Bubur pliringan (bubur merah putih).

Sesaji Bubur Plecing

Sesaji Bubur Plencing

Selamatan bubur plencing diadakan apabila ibu hamil sudah lewat 9 bulan belum juga ada tanda-tanda mau melahirkan. Maka diadakanlah selamatan ini.

Caranya, buat bubur plencing (tepung kanji ditambah santan, lalu dijual kepada anak-anak. Uangnya berupa wingko (pecahan genting), harus langsung dimakan, lalu anak itu habis makan langsung lari pergi.

Rabu, 03 Juni 2009

Sesaji Bubur Plencing

Sesaji Bubur Plencing

Selamatan bubur plencing diadakan apabila ibu hamil sudah lewat 9 bulan belum juga ada tanda-tanda mau melahirkan. Maka diadakanlah selamatan ini.

Caranya, buat bubur plencing (tepung kanji ditambah santan, lalu dijual kepada anak-anak. Uangnya berupa wingko (pecahan genting), harus langsung dimakan, lalu anak itu habis makan langsung lari pergi.


Sesaji Penganten

1. Apem kolak ketan : ditujukan pada leluhur
2. Nasi putih dan telur tanpa garam: ditujukan untuk ektentraman
3. Nasi golong lulut dan telur dadar: ditujukan untuk memohon kepada Allah
4. Nasi kebuli, telur, bawang merah dan daging goreng, minuman kopi bubuk
5. Ketan salak
6. Ikan bakar
7. Ketan salak dan telur pindang
8. Kolak kencana (pisang emas dengan kulitnya dikolak
9. Ketan punar, enten-enten dan telur dadar
10. dawet
11. Rujak degan
12. Ketan aneka warna
13. Arang-arang kambang (nasi kering digoreng diberi gula santan), opak, jipang
14. Sayur padamara (kangkung dan daging), jongkong (tepung beras / ketela diberi gula jawa lalu dikukus.
15. Tumpeng Robyong
16. Sega punar
17. Bubur pliringan (bubur merah putih).

Sesaji Ibu Hamil yang Pertama

Sesaji Ibu Hamil yang Pertama

Ibu hamil pertama kali perlu diselamati dan diberi sesaji setiap bulannya sbb:

Bulan 1 : bubur sumsum
Bulan 2 :
a. tumpeng gudangan berjumlah ganjil
b. bubur merah dan putih
c. bubur katul disisiri gula jawa dan kelapa parut
d. pepes kenthel (bubur tepung beras dikukus)
e. jajan pasar dan bunga setaman

Bulan 3 : sama dengan selamatan 2 bulanan
Bulan 4 :
a. Nasi punar (nasi santan kuning daging, jerohan, sebiji mata)
b. Apem
c. Kupat janur

Bulan 5 :
a. nasi gudangan
b. uler-uleran (tepung campur air di beri warna warni dibuat seperti ular)
c. ketan aneka warna dan enten-enten
d. bancakan dengan takir dan janur kuning isinya: nasi punar dan lauk ditambah makanan ringan dan rujak

Bulan 6 : apem juruh santan

Bulan 7 : Tingkeban ageng
Bulan 8 : bulus angrem (klepon ditutupi serabi: kleponnya telur, serabinya bulus)

Bulan 9 : bubur procot (tepung beras, santan dan pisang
Bulan 10 : jika belum lahir diselamati bubur plencing (lihat sesaji bubur Plencing)

Sesaji Tingkeban

Sesaji Tingkeban

Tingkepan adalah upacara ibu hamil mencapai usia 7 bulan berjalan.
Upacara ini paling bagus diadakan pada hari : Rabu atau Sabtu sebelum tanggal 15t Jawa.

Syaratnya:
- Diadakan upacara siraman kepada ibu amil dengan menggunakan gayung bernama siwur (batok kelapa) dimana batok kelapa itu masih ada kelapanya.
- Air mandi berasal dari 7y sumber air (7 sumur)
- memakai air bunga setaman
- Sabunnya berupa beras 7 warna, dicampur tepung mangir, daun pandan wangi dan daun kemuning
- Yang menyiram dukun atau tetua
- Ibu hamil duduk di kursi yang diberi alas tikar lengkap dengan daun opo-opo, daun kluwih, daun kara, daun dadap serep, alang-alang
- Tikarnya diberi alas kain semebt yaitu: letrek, jingga, banguntulak, sindur, sembagi, slendang, lurik pulu watu dan yuyusekadang serta lawon.
Sesajinya berupa:
- Nasi sayur dan jajan pasar
- Bubur merah putih, baro-baro dan bubur procot
- Nasi kering, kedele, kacang, wijen goreng sangan dan digongso
- Emping ketan (ketan mentah goreng sangan dicampur gula jawa disisir
- Tumpeng robyong:
(tumpeng dalam cething dengan isi: telur, ikan, trasi, brambang dan lombok yang disat ditaruh paling atas di pucuk tumpeng. Di sisi-sisi tumpeng ditaruh sate gereh, sate sayur-sayuran dan kacang panjang
- Penyon (glepung beras ditaburi air, lalu di beri berbagai warna s
- Sampora (glepung beras campur santan ditaruh di bathok kelapa diberi gula jawa.
- Kaku bamboo pring sadapur. Isinya tepung dicampur air, dibuat tumpeng berjumlah 9, ditancapi gelindingan tepung kecil berwarna-warni.

Jika sesaji lengkap, barulah diadakan siraman. Dalam siraman dilakukan ganti baju berwarna-warni.
Sesaji ganti baju : benang atau kain berwarna: merah putih, hitam, diikatkan pada tubuh oleh mertua dan orangnya, sambil berujar: pria atau wanita mau janji selamat.

Selanjutnya membanting degan atau kelapa cangkir gading kembar yang digambari Kamanjaya dan Ratih, Janaka, Sembadra atau Panji dan Candrakirana sambil berujar:
“jika pria seperti Kamanjaya, Arjuna atau Panji, jika wanita seperti Ratih, Sembadra atau Candrakirana.

Upacara Kembenan Pitu:

Sesudah siraman, lalu masuk rumah ke arah patanen. Di ruang ini ada upacara kembenan
sebanyak 7 kali, dipakai bergantian. Setiap satu pakaian terpakai, para sesepuh berujar “belum patut”, maka lalu dikenakan busana kedua hingga seterusnya sampai yang ke tujuh. Semua busana dikumpulkan jadi satu tanpa dilipat.
Pada pakaian ketujuh yang dilepas, ibu hamil ini lalu menduduki semua 7 busana tadi, lalu terakhir mengenakan baju yang sebenarnya, terdiri atas: batik truntum, kemben dringin, tanpa memakai gelang kalung. Ali-ali dsb. Tetapi kemudian dikalungin bunga melatin putih, seterusnya orang tua berujar: “Wah, sudah patut”.
Upacara selesai, bancakan tingkepan bisa dibagikan pada tetamu.

Sesaji Mengubur Ari-ari

Sesaji Mengubur Ari-ari

Ari-ari menurut kepercayaan Jawa sebenarnya merupakan saudara kembar manusia, tetapi hidupnya berada di tempat yang berbeda. Maka memendam atau mengubur Ari-ari tidak ubahnya seperti mengubur orang, sehingga diperlukan suatu upacara khusus.

Tata caranya, Ari-ari diberi tempat pada sebuah kendil yang baru. Di dalamnya ditaruh :
- diberi alas daun senthe lalu diisi: kembang boreh, kunir, minyak wangi, garam, benang, jarum jahit, gere pethek, gantal konyeh, kemiri, gepak jedhul, uang, tulisan huruf jawa/arab dan doa-doa. Lalu ditutup lemper rapat, dibungkus kain mori.
- Ada Ari-ari yang dilabuh
- ada yang dipendam atau dikubur
- Ada yang digantung di depan rumah, lalu dilabuh di sungai jika bayinya sudah balita/dewasa, anak itu sendiri yang melabuhnya.
- Jika dipendam, yang menguburkannya adalah ayahnya sendiri dengan berpakain bagus, jawa lengkap
- Saat dipendam, beri lampu jika malam tiba sampai bayi puput.
- Di setiap wetonnya, Ari-ari tadi diberi kembang telur (bunga tiga warna).

Sesaji Bayi Lahir

Sesaji Bayi Lahir

Jika ada kelahiran bayi lalau hari itu juga dibancaki / diselamati, jika dengan sederhana hanya diselami bubur merah putih. Bubur beras direbus sampai lembek, diberi santan dan garam. Bubur merahnya diberi gula jawa, dan bubur putihnya tetap begitu.

Jika diselamati secara lengkap disebut ‘Slametan Brokohan’, sesaji sbb:

- telur ayam jawa sebanyak neptu hari dan pasarannya
- dawet gula jawa
- nasi putih lauk daging dan jerohannya beserta sebiji matanya daging itu (sapi)
- pecel le ngkap
- sayur menir

Sesaji Cepat Mantu

Sesaji Cepat Mantu

Sesaji ini namanya MANTON LORO BLONYO. Diadakan upacara ini karena memang sangat ingin putera-puterinya segera menikah dengan alas an tertentu.
Agar keinginannya bias kesampaian, maka diadakan upacara manton tiruan. Ini sebagai pertanda keinginan kuat agar segera bisa mengadakan pesta mantu mengingat anaj-anak mereka sudah waktunya menikah.

Berbagai cara bisa dilakukan. Tetapi dalam upacara adapt Jawa kuno, ada beberapa cara al:

A. Buat dua boneka yang didandani baju penganten.dengan hiasan lengkap seperti penganten Jawa.

B. Adakan upacara pokok beruapa daup (mempertemukan) penganten berupa dua boneka penganten tadi, lalu disertai suara gamelan kodong ngorek, didudukan di daup kencana atau kursi pelaminan.

C. Acara penyerta manton loro blonyo seperti mengadakan perhalatan sesungguhnya, yakni, sebarkan undangan (sedikit saja), juga banyak tamu datang, menerima sumbangan, mengadakan hiburan dan pasugatan seperti benar-benar menantu.

Adapun acaranya sbb:

1. Memetik pisang manton suluhan dan memakannya.
Ayah dan ibu hanya perlu memetik pohon pisang yang sudah suluh, lalau memakannya. Buah pisangnya sebaiknya pisang raja.

2. sesaji nasi tumpeng penganten dibagikan kepada semua tamu undangan (tamu dan sanak famili). Lalu ayah dan ibu mengambil sisa-sisa nasi tumpeng penganten ini dan memakannya. (ayah ibu jangan makan dulu sebelum para tamu menghentikan makannya).

3. ayah dan ibu menganbil bunga melati putih yang dikalungkan pada keris pengantin, lalu menyimpan bunga ini secara hati-hati jangan sampai hilang.

4. memertemukan pengantin laki dan perempuan yang masih berupa boneka dalam sebuah upacara manton tiruan.

Sesaji Hari

Sesaji Hari

Ada 7 hari, tetapi setiap satu hari punya 5 weton. Hari Minggu punya weton Minggu Pon, Minggu Wage, Minggu Kliwon, Minggu Legi dan Minggu Paing. Demikian pula Senin sampai Sabtu, ada pasaran Pon – Paing. Setiap mau sesaji hari, pasaran tidak terpengaruh. Sesaji hari ini amat baik untuk peruntungan anda:

Sesaji Harian :
Minggu : Nasi liwet / gurih, doanya Rasul
Senin : Nasi punar, doa qunnut
Selasa : Bubur mera, bubur baro-baro, jajan pasar, doa Barik
Rabu : Nasi tumpeng gudangan, doa Slamet
Kamis : Nasi Wuduk, doa Slamet
Jum’at : Nasi wuduk, doa Ibrahim
Sabtu : Bubur Sumsum, doa Innanis Saluko

Sesaji Selamatan

Sesaji Slametan

Sesaji ini bisa dibilang Sesaji Punaran, merupakan sesaji nasi kuning sebagai tanda syukur atas keselamatan dan sukses yang diperoleh dari suatu karir atau cita-cita. Nasi kuning adalah nasi tanak berwarna kuning. Berasnya pilihan, kuningnya dari air kunir. Penyajiannya dilengkapi dengan lauk pauk, abon daging, klengkam, tempe kering dan kripik kentang, dadar telur rajangan, sambel goreng ati, tering daging sapi, timun, krupuk udang yang kesemuanya menjadi perangkat punaran.

Maksud sesaji punaran adalah penyampaian sara syukur, keselamatan, kebahagiaan, dan pembauran rasa bahagian kepada para tetangga dan teman. .
Punaran bisa disajikan dalam bentuk tumpeng, ditempatkan piring besar atai nyiru baru, dilambari daun pisang berhias, tumpengnya ditata apik dandiberi hiasan daun kemangi, telur pindang, tomat, besusu, wortel dll.
Punaran bisa disajikan dalam piring kecil yang ditata apik dan dibagikan pada para tamu.
Punaran bisa pula berbentuk racikan dalam dos untuk dibagikan di tempat lain.