Sesaji Siraman
Upacara mandi kembang bagi segala keperluan, tetapi utamanya bagi calon pengantin wanita dan pria sehari sebelum panggih. Sebenarnya upacara siraman ada bermacam-macam. Misaalnya:
Siraman pusaka, biasa disebut jamasan, bias any pada 1 Sura
Siraman mitoni bagi ibu hamil
Siraman Sukeran bagi gadis yang haid pertama kali
Siraman Supitan bagi anak lelaki yang disupit
Siraman Ruwatan bagi penyandang sukerta
Siraman bagi calon pengantin dll
Siramn dikenal pula sebagai ‘adus kembang atau adus pamor’. Disebut demikian karena airnya diambil dari 7 sumber mata air yang bersih yang dicampur jadi satu (disebut air pamorsih), ditaruh di sebuah polongan besar (guci bagus), diberi bnga-bnga wangi seperti mawar, melati, kenanga, kanthil dll. Ada baiknya jika air juga diambil dari ‘tempuran’, yakni tempat bertemunya 2 hilir air sungai sebagai perlambang ikatan baru dua keluarga atau dua insan yang saling mencintai.
Tujuan Siraman
Upacara ini bertujuan untuk memohonkan berkah kepada Allah, menghilangkan segala gangguan dan pengaruh buruk, membersihkan diri dari kotoran-kotoran (rereged, kotor raga dan kotor rasa), terbebas dari segala pikiran dan beban masa lalu dan mencari kesegaran raga dan raasa sehingga sukses menempuh hidup baru.
Sirman diadakan pagi atau sore hari. Siraman pagi berarti menirukebiasaan para bidadari yang senang mandi pagi hari sehngga calon pengantin bisa secantik bidadari. Tempat siraman bisa diatur dimana saja. Biasanya dibuatkan sebua taman dengan krobongan berhiaskan tatanan tanaman daun dan bunga indah sehingga tercipta taman sari yang mempesona.
Siapa yang boleh nyirami? Adalah mereka yang merestui perkawinan. Mereka disebut ‘Panjurung’. Syaratnya: bagi pengantin puteri, yang nyirami juga puteri, pengantin kakung / pria, yang nyirami juga pria. Panjurung harus sudah berkeluarga dan punya putera. Jumlah 7 orang, lalu terakir kedua orang tua pengantin. Jadi jumlah penyiramnya ada 9. Sekarang boleh lebih dari 7 orang.
Sesaji Siraman Pengantin
Sesaji siraman:
- tumpeng robyong, tumpeng gundul,
- jenang bubur merah putih,
- jajan pasar
- kembang boreh
- tebu wulung setangkep (sepasang)
- ayam hidup
- kendhi klenthing berisi air 7 sumber mata air
- kembang setaman
Air Siraman
- air pamorsih
- bunga setaman yang wangi-wangi
Alas Dhudhuk bagi calon pengantin
- klasa bangka, klasa pandan anyar/baru
- daun/godhong opo-opo, daun kluwih, opo-opo, daun kara, alang-alang, dhadhap
serep, mojo --- kesemua ini dibungkus kain mori putih.
- kain tutup: letrek jingga, bangun tulak, sindurlwatan, sembagi, yuyu
sekandhang, mayang mekar, lurik nuluhwatu
Kosok (gosong) Siraman: terdiri dari tepung beras 7 warna, daun kemuning dan
mangir
Cidhuk (gayung) siraman. Lebih bagus berbentuk siwur.
Prosesi Siraman:
Calon pengantin berpakaian pasatan, hanya jarik kemben.
Mohon doa restu kepada Panjurung (penyiram)
Urutan siraman:
- Sesepuh paling tua, 3 kali nyiram lalu ibu-ibu lain semua 3 kali nyiram.
- Ayah dan ibu pengantin terakhir kali, airnya dari kendi pamorsih, lalu kendinya dibanting sampai pecah sambil berujar “ora mecah-mecah kendhi, mecah pamore anakku’.
Gendongan, lalu pengantin digendong orang tuanya ke kamar pengantin
Kirim toya/air pamorsih siraman kepada calon pengantin pria sehingga siraman ii memakai air yang sama.
Sesudah siraman, masuk pada acara halup-halupan yakni pengeringan rambut memakai ratus wangi oleh perias, barulah pengantin dipaes. Saat dipaes, diadakan acara ‘adol dhawet’.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar